Jaga Mutu Kurikulum, PS Pendidikan IPA Laksanakan FGD

20-21/08/2024

Foto Bersama (doc panitia)
Suasana diskusi (doc. panitia)

Banjarmasin – Program Studi (PS) Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam (PIPA) Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Lambung Mangkurat (ULM) menggelar acara bertajuk Focus Group Discussion (FGD) Penyusunan Kurikulum Berbasis Outcome Based Education (OBE). Kegiatan diskusi grup terpumpun ini dilaksanakan selama dua hari pada Selasa-Rabu, 20-21 Agustus 2024 di Hotel Harper Banjarmasin mulai pukul 08.00 WITA. Acara dibuka oleh Koordinator PS PIPA, Syubhan Annur dan dihadiri oleh dosen di lingkungan PS PIPA.

Dalam sambutannya, Syubhan menyampaikan rasa syukur atas penyelenggaraan kegiatan ini yang memang penting untuk dilakukan dalam rangka menjaga kualitas kurikulum PS PIPA. Menurutnya, tujuan diselenggarakannya diskusi ini adalah untuk menyesuaikan tuntutan kurikulum perguruan tinggi yang menitiktekankan pada OBE, di samping juga untuk menyesuaikan dengan kebutuhan industri dan pihak eksternal yang dinamis atas lulusan PS PIPA sendiri.

Sejumlah pihak didaulat untuk berbagi informasi dan pengalaman yang relevan terkait kebutuhan eksternal yang perlu direspon dalam rangka penyusunan kurikulum ini, diantaranya, Dedy Refzan dari unsur pelaku industri sains, De’Grren Farm Hidroponik; Muhamad Mustain, Kepala Sekolah SMP Global Islamic Boarding School (GIBS) dari unsur pengguna alumni (Kepala Sekolah yang mempekerjakan Alumni); Muhammad Akhsanal Huda Iskandar dari Madrasah Tsanawiyah Al Falah Putera dari unsur alumni; Firda Rahmah dari unsur mahasiswa aktif, dan Ketua Unit Penjamin Mutu (UPM) FKIP, Ananda Setiawan yang hadir untuk memberikan pengarahan.

Peserta lokakarya menyepakati bahwa selain keilmuan pendidikan sains, juga penting untuk menyiapkan kurikulum yang memberikan softskill untuk menghadapi tantangan dunia kerja, seperti bagaimana menghadapi orang tua siswa serta memfasilitasi pembelajaran efektif bagi siswa berkebutuhan khusus. Selain itu dalam praktik science entrepreneurship perlu lebih banyak praktik langsung sehingga tidak hanya bisa menghasilkan produk yang khas tapi juga mampu mengoptimalisasi pengelolaan sumber daya. (admin)