FKIP ULM Menjadi Fasilitator Penerapan STEM Nucleii School

05-09/02/2024

Kegiatan praktik para siswa.

Banjarmasin – Pembentukan Nucleii School atau sekolah inti dalam rangkaian kegiatan pengembangan pembelajaran STEM (Sains, Technology Engineering, & Mathematics) merupakan lanjutan dari program Kepemimpinan STEM yang merupakan program kemitraan tiga tahun antara Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan (GTK) Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi, Indonesia, Temasek Foundation, dan Nanyang Technological University Singapura, dan PPSTEMI (Perkumpulan Penggiat Sains Teknologi Rekayasa dan Matematika Indonesia) di mana Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Lambung Mangkurat (ULM) yang diwakili oleh Atiek Winarti, Guru Besar Program Studi (PS) Pendidikan Kimia yang berperan sebagai fasilitator.

Program ini diawali dengan mengundang para fasilitator dari 8 Perguruan Tinggi (PT) termasuk ULM pada lokakarya 23–27 Oktober 2023 di Temasek Foundation serta meriSTEM di National Institute of Education (NIE), Nanyang Technological University (NTU) Singapura, kemudian dilanjutkan dengan pembentukan Nucleii School.

Di Kalimantan Selatan sekolah yang dipilih dalam program ini adalah SMPN 19 Banjarmasin dan mengimbas nantinya pada 3 sekolah lain yaitu SMPN 6 Banjarmasin, SMPN 8 Banjarmasin, dan SMPN 23 Banjarmasin. Tujuan kegiatan ini adalah untuk mendiseminasikan pembelajaran STEM di sekolah. Pengembangan pembelajaran STEM di SMPN 19 Banjarmasin dalam program ini dilaksanakan mulai 5-9 Februari 2024. Kegiatan ini difasilitatori oleh Atiek Winarti dibantu dosen di Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (JPMIPA) FKIP ULM, Yasmine Khairunnisa dan Yogo Dwi Prasetyo.

Para guru dan siswa juga dibimbing langsung oleh konsultas Peneliti STEM dari NTU, Tan Lik Tong. “Hari pertama, siswa dan guru didampingi fasilitator dan konsultan membuat rencana kegiatan. Hari kedua mulai pembelajaran siklus satu diawali dengan mencermati masalah apa yang ada di sekolah yang ternyata ada pada kurangnya ir bersih untuk berwudhu. Di sini siswa membuat rencana untuk membuat air suling. Hari berikutnya mereka mulai praktik dengan mengimplementasikan STEM,” ujar Atiek. Menurut Atiek, hasil kegiatan ini nantinya akan dibukukan dan disebarluaskan ke sekolah-sekolah. (admin)