Konferensi Nasional ke-5 Pendidikan Sejarah, Pelatihan dan Sarasehan digelar di Hari Pertama

07/06/2024

Foto bersama narasumber, pengelola prodi, dan mahasiswa peserta pelatihan penulisan karya sejarah (doc. panitia)
Narasumber sarasehan bersama moderator (doc. panitia)

Banjarmasin – Sebagai komitmen menguatkan atmosfer akademik dan menjaga eksistensi sebagai bagian keluarga besar disiplin ilmu pendidikan sejarah, Program Studi (PS) Pendidikan Sejarah Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Lambung Mangkurat (ULM) menyelenggarakan Konferensi Nasional ke-5 Pendidikan Sejarah dengan tema besar “Menelaah Historiografi dan Pendidikan Sejarah Indonesia”. Kegiatan ini dilaksanakan dengan sejumlah agenda di antaranya pelatihan penulisan dan sarasehan pada 7 Juni 2024 serta seminar nasional pada 8 Juni 2024.

Kegiatan pelatihan penulisan dan sarasehan merupakan satu rangkaian kegiatan yang diselenggarakan di Hotel Aria Barito mulai pukul 08.00 WITA. Pelatihan Penulisan yang diselenggarakan adalah pelatihan penulisan sejarah lokal Bagi mahasiswa. Narasumber pelatihan ini, Wajidi, merupakan peneliti BRIDA (Badan Risat dan Inovasi Daerah) Kalimantan Selatan.

Dalam pelatihan yang diikuti mahasiswa PS Pendidikan Sejarah ini, Wajidi menjelaskan mengenai hal yang harus diperhatikan dalam menulis karya sejarah (historiografi) lokal yaitu (1) penulisan harus didahului dengan penelitian yang serius, (2) harus menggunakan 4 langkah integral dalam Metode Sejarah (heuristik, kritik, interpretasi & historiografi), (3) peneliti atau penulis harus memiliki bacaan memadai atau menguasai karya historiografi  agar semakin mudah menentukan topik  yang akan ditulis, (4) penguasaan sumber sekunder diperlukan untuk melihat apa saja yang sudah atau belum ditulis orang berkenaan dengan topik dan wilayah yang ia teliti.

Sementara itu, kegiatan sarasehan yang dilaksanakan mulai pukul 13.00 WITA di hari yang sama mengundang narasumebr para sejarawan sekaligus akademisi, yaitu Guru Besar PS Pendidikan Sejarah FKIP ULM, Bambang Subiyakto dan sejarawan dari Universitas Hasanuddin Ilham Daeng Makkelo dengan moderator, sejawaran muda Kalsel sekaligus dosen PS Pendidikan Sejarah, Mansyur. Kegiatan ini dihadiri oleh mahasiswa pendidikan sejarah, guru, dan masyarakat peminat sejarah.

Sarasehan ini mengambil tema “Historiografi Maritim: Eksistensi, Prospek, dan Tantangan dalam Sejarah Indonesia.” Menurut Koordinator PS (Korprodi) Pendidikan Sejarah, Melisa Prawitasari dalam sambutan pembukaannya, sarasehan mengangkat tema kemaritiman karena karena Indonesia memang dikenal sebagai negara maritim dan diperlukan lebih banyak gasasan dan ide termasuk dari perspektif sejarah, untuk menguatkan kemaritiman negara kita.

Dalam pemaparan materinya, lham Daeng Makkelo mengemukakan pernyataan menarik bahwa sejarah maritim Indonesia sebenarnya adalah sejarah maritim dunia, mengingat Nusantara merupakan salah satu tujuan penjelajahan maritim pelaut seluruh dunia sementara pelaut Nusantara juga telah menjelajah dunia jauh sebelum bangsa Eropa melakukannya. Sayangnya hari ini meski Indonesia merupakan negara maritim terbesar di dunia, masih belum mampu memanfaatkan kondisi itu dengan maksimal. Sejalan dengan itu, Bambang Subiyakto menjelaskan selain pemanfaatan potensi, penulisan sejarah kemaritiman Indonesia oleh orang Indonesia sendiri masih tidak cukup kuat. Menurutnya, historiografi maritim Indonesia masih sangat dipengaruhi oleh perspektif dan narasi Eropa terhadap Indonesia. (admin)