Kuatkan Literasi Kritis, PS PBSI Gelar Seminar Nasional

07/09/2024

Foto Bersama (doc. Panitia)

Banjarmasin – Program Studi (PS) S-1 Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (PBSI) Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Lambung Mangkurat bekerja sama dengan Program Pascasarjana S-2 dan S-3 PBSI ULM menggelar kegiatan Seminar Nasional dengan tema Peningkatan Kompetensi Literasi Kritis Melalui Pembelajaran Bahasa Indonesia. Seminar ini menghadirkan tiga orang narasumber yaitu Guru Besar Universitas Negeri Malang, Djoko Saryono; Guru Besar PBSI FKIP ULM, Jumadi; dan Kepala Balai Bahasa Kalimantan Selatan, Armiati Rasyid. Kegiatan ini dilaksanakan pada Sabtu, 7 September 2024 mulai pukul 08.00 WITA di Aula Lecture Theatre Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) ULM.

Kegiatan dibuka oleh Koordinator PS (Korprodi) S-1 PBSI, Ahsani Taqwiem, dan dihadiri oleh Guru Besar PBSI sekaligus Korprodi S-2 PBSI, Rusma Noortyani dan Korprodi S-3, Jumadi; para dosen di lingkungan PS PBSI serta mahasiswa PS PBSI baik S-1, S-2, maupun, S-3. Dalam sambutannya, Ahsani Taqwiem menyatakan apresiasinya atas penyelenggaraan seminar nasional terkait Literasi Kritis. Menurutnya tema ini sangat relevan dan penting dalam konteks pendidikan saat ini. Literasi kritis tidak hanya tentang kemampuan membaca dan menulis, tetapi juga tentang kemampuan menganalisis, mengevaluasi, dan memahami informasi secara mendalam. “Pendidikan memiliki peran sentral dalam mengembangkan literasi kritis, dan melalui seminar ini, kita dapat berbagi pengetahuan dan strategi untuk meningkatkan kemampuan literasi kritis terutama di kalangan mahasiswa sebagai calon guru di masa datang. Acara ini merupakan kontribusi nyata PS-PBSI untuk ikut mengurai masalah pendidikan bangsa kita. Kami berharap kegiatan serupa dapat terus dilaksanakan di masa mendatang,” ujarnya.

Ketiga narasumber menyampaikan sejumlah materi, diantaranya, Djoko Saryono membawakan materi mengenai Pembelajaran Bahasa dan Sastra untuk Penguatan Literasi; Jumadi menyampaikan mengenai Pembelajaran Bahasa Berbasis Literasi Kritis; dan Armiaty Rasyid membicarakan tentang Arah Baru Revitalisasi Bahasa Daerah: Menekan Laju Kepunaha Bahasa di Provinsi Kalimantan Selatan. dalam pemaparannya, Djoko Saryono menyebutkan bahwa penopang kecakapan hidup abad XXI diantaranya adalah kompetensi yaitu kemampuan memecahkan masalah yang kompleks, literasi dasar yaitu kemampuan menerapkan kecakapan dasar sehari-hari, dan kualitas karakter yaitu kemampuan beradaptasi pada lingkungan yang dinamis. Dengan demikian, literasi menjadi suatu keniscayaan. (admin)