17/05/2024
Banjarmasin – Dalam rangka menguatkan atmosfer akademik, Program Studi (PS) Pendidikan Fisika Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Lambung Mangkurat (ULM) mengadakan Kuliah Umum pada Jumat, 17 Mei 2024. Kuliah Tamu ini menghadirkan Guru Besar Universitas Negeri Surabaya (Unesa), Wahono Widodo dengan mengambil tema kuliah, Implementasi Taksonomi Hasil Belajar McTighe dan Wiggins dalam Merancang Indikator Tujuan Pembelajaran. Kuliah Umum dibuka oleh Ketua Jurusan, Syahmani dan dihadiri dosen dan mahasiswa di lingkungan PS Pendidikan Fisika FKIP ULM. Kegiatan dilaksanakan di Aula Rektorat ULM Lantai 1 mulai pukul 14.30 WITA.
Menurut Koordinator PS (Korprodi) Abdul Salam, kema kuliah umum ini diangkat berdasarkan skala kebutuhan yang diperlukan saat ini dalam proses implementasi Kurikulum Merdeka. “Mahasiswa selama ini baru disuguhi dengan taksonomi kognitif dari Bloom asli dan revisinya oleh Anderson. Sementara itu, dalam panduan pembelajaran dan Asesmen yang diterbitkan oleh Badan Standar, Kurikulum, dan Asesmen Pendidikan, Kemendikbudristek disebutkan alternatif-alternatif taksonomi hasil belajar. Taksnomi hasil belajar yang disebutkan disana diantaranya adalah Taksonomi Marzano dan Level pemahaman oleh Wiggins dan McTighe,” ujarnya. Lebih lanjut, Abdul Salam menjelaskan, kuliah umum ini fokus pada diskusi terkait 6 aspek kemampuan yang menunjukkan Pemahaman seseorang oleh Wiggins dan McTighe. Kombinasi kemampuan yang dimaksud adalah penjelasan, interperetasi, aplikasi, perspektif, empati, dan pengenalan diri atau refleksi diri.
Dalam pemaparannya, narasumber menjelaskan, dalam perpekstif Wiggins, pemahaman tentang sesuatu bukan sekadar C2 dalam dimensi proses kognitif Bloom. lebih jauh, ‘memahami’ memiliki dua konotasi umum yaitu menerapkan pemahaman, pengetahuan, dan keterampilan Anda secara efektif dalam situasi baru (menghasilkan transfer yang sukses), dan membuat inferensi (tafsiran, kesimpulan) dan menemukan polapola/makna, yang berujung pada pemahaman. Dengan demikian, memahami menggambarkan kemampuan (1) transfer, (2) pemaknaan, (3) akuisisi pengetahuan dan keterampilan baru.
Transfer berarti dikatakan benar-benar memahami ketika dapat mengambil apa yang telah dipelajari dalam satu cara atau konteks dan menggunakannya dalam hal lain, dengan cara kita sendiri. Sementara itu, pemaknaan meliputi lahirnya sebuah ide yang dihasilkan dari refleksi dan analisis seseorang (siswa); atau generalisasi yang penting, sebuah wawasan baru, sebuah kesadaran yang berguna yang masuk akal dari pengalaman atau pembelajaran sebelumnya yang terpecah-pecah atau membingungkan; atau suatu “teori” dalam diri siswa dalam arti yang paling luas; atau hasil dari inferensi dan pengujian ide-ide oleh siswa (dengan bantuan guru), sesuai kebutuhan-yang berujung pada sebuah ide yang tampaknya berguna dan dapat digambarkan oleh siswa. Di sisi lain, akuisi dapat dipahami sebagai suatu kondisi yang mengantarkan pada pemerolehan pengetahuan dan keterampilan baru. “Dengan demikian, pemahaman (understanding) adalah proses berpikir tingkat tinggi, bukan sekadar menggunakan informasi untuk menjelaskan atau menjawab pertanyaan. Menurut Wiggins dan McTighe, pemahaman dapat ditunjukkan melalui kombinasi dari enam aspek kemampuan,” jelasnya. (admin)