16-21/11/2024
Banjarmasin – Program Studi (PS) Pendidikan Profesi Guru (PPG) Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP ) Universitas Lambung Mangkurat (ULM) kembali dipercaya sebagai penyelenggara Ujian Tulis Berbasis Komputer (UTBK) Uji Kompetensi Peserta Pendidikan Profesi Guru (UKPPPG) Guru Tertentu Piloting 3 Tahun 2024. Kegiatan ini dilaksanakan selama 6 hari pada 16-21/11 mulai pukul 07.30 WITA dan dilaksanakan secara terpusat di Digital Library ULM.
Rangkaian kegiatan dimulai dengan sesi Pertemuan Pengarahan dengan Penyelia di Hotel Harper pada 15/11. kegiatan ini dibuka oleh Dekan FKIP ULM, Sunarno Basuki dan dihadiri Penyelia dari Balai Pengelolaan Pengujian Pendidikan (BPPP) Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemdikbudristek), St. Budi Waluyo yang juga merupakan Guru Besar Universitas Negeri Semarang (Unnes); Wakil Dekan FKIP ULM Bidang Akademik, Deasy Arisanty; Sekretaris PS PPG, Mohammad Dani Wahyudi; pengelola PS PPG lainnya, serta tim pengawas ujian.
Dalam sambutannya, Sunarno Basuki memberikan apresiasi atas kepercayaan yang diberikan oleh Kementerian pada FKIP ULM sebagai penyelenggara UTBK UKPPPG ini. Ia juga memberi semangat pada panitia dan pengawas yang akan bekerja pada 6 hari berikutnya, dan berharap agar kegiatan ujian ini berjalan lancar. Sementara itu, perwakilan panitia, Dani Wahyudi menyampaikan laporan bahwa PS PPG FKIP ULM telah melaksanakan 3 kali ujian daring dengan jumlah guru yang diuji sebanyak 1817, 4190, dan terakhir ini 670 sehingga total 12.720 guru telah mengikuti UTBK UKPPPG tahun 2024 ini bersama FKIP ULM. “Ujian kali ini ada 56 orang pengawas yang akan mengawas di 2 sesi pagi dan siang selama 6 hari, 125 panitia, dan 7 orang admin jaringan yang bertugas memastikan teknis pelaksanaan ujian berjalan lancar,” jelasnya. Menurut Koordinator PS PPG, Hidayah Ansori dalam wawancara terpisah, pihaknya akan berusaha untuk meningkatkan kualitas sarana prasarana penyelenggaraan ujian jika memang ke depan masih dipercaya untuk melaksanakannya. ia berharap agar fasilitas penyelenggaraan dapat lebih dimaksimalkan meski tempat yang ada telah cukup representatif.
Menurut salah satu admin jaringan, Ponco Sisworo, pemilihan Digital Library sebagai tempat ujian dilakukan untuk memudahkan admin jaringan mengontrol perangkat yang digunakan pengawas secara tersentral “Admin jaringan dan Koordinator Pengawas juga kali ini juga menggunakan intercom untuk memudahkan komunikasi. Ke depan semoga fasilitas ruangan dapat ditingkatkan seperti penambahan pendingin juga penyiapan ruang kontrol khusus memantau pelaksanaan secara terpusat,” ujarnya.
Selain St. Budi Waluyo, juga bertindak sebagai penyelia, Ardhi Prabowo dari Unnes. Dalam kerja penyeliaannya, kedua penyelia mengaku puas atas kinerja FKIP ULM sebagai penyelenggara. Menurut Budi Waluyo, panitia dan pengawas telah melakukan kerja dengan profesional. ia berharap ke depan, kerja baik ini diiringi dengan peningkatan kualitas dan kapasitas pendukung teknis lainnya. Senada dengan hal tersebut, Ardhi juga mengapresiasi kerja panitia, pengawas, serta admin jaringan yang dianggap sigap siaga merespon peserta dan teliti dalam mengamati peserta melaksanakan ujian. “Saya juga mengapresiasi kehadiran pimpinan yang mendampingi kegiatan ini, termasuk Dekan. Ini adalah praktik baik yang tidak banyak ditemukan di kampus penyelenggara yang lain. Selama saya di sini, pimpinan bergantian mendampingi panitia dan pengawas sehingga barangkali juga berpengaruh pada kinerja dan semangat mereka,” ujarnya.
Taufiq Hidayanto, salah satu pengawas yang merupakan dosen PS Pendidikan Matematika menyampaikan kesan mendalamnya menjadi bagian kegiatan ini. Menurutnya, menjadi pengawas merupakan tugas yang sedikit menantang karena peserta yang diawasi berasal dari berbagai daerah dan usia dengan beragam kondisi. “Banyak serba serbi yang dialami peserta, ada yang terkendala dalam menginstal aplikasi, ada yang terkendala karena sinyal di daerahnya kurang bagus, ada juga yang masih gagap dalam mengoperasikan laptop, sehingga perlu usaha yang ekstra dalam membimbing menyiapkan mereka untuk bisa mengikuti ujian dengan baik hingga mengawasi ujian untuk mencegah upaya kecurangan dan pelanggaran yang dilakukan oleh peserta. Namun secara umum, tes berjalan dengan sukses yang ditandai dengan berhasilnya semua peserta yang saya awasi dalam mengikuti ujian UTBK berbasis domisili ini. Perasaan puas menjadi semakin terasa ketika mendapati ucapan terima kasih dari peserta disertai senyuman yang lebar saat menutup sesi ujian,” kenangnya.
Senada dengan hal tersebut, pengawas lainnya, Saniah yang juga merupakan staf kepegawaian menyampaikan bahwa menjadi pengawas sangat mengesankan baginya. Ia merasa, banyak hal positif yang didapat, mulai dari belajar hal teknis seperti membuat tautan zoom, tautan grup Whatsapp untuk peserta ujian, sampai menghubungi sendiri peserta ujian yang belum masuk grup. Perlu banyak kesabaran sekaligus ketegasan dalam hal ini. Menurutnya, pengawas juga perlu mengetuk hati mereka dengan pengalaman yang sudah ada terkait pentingnya jujur dalam mengerjakan ujian. “Menjadi pengawas juga membuat saya belajar arti sebuah perjuangan. Perjuangan untuk dapat sinyal yang baik. Bahkan ada peserta dari Papua di grup saya yang kemarin tidak bisa melihat karena sakit berjuang mengikuti ujian dan berhasil menyelesaikannya. Kegiatan ini juga mengajarkan saya cara berkomunikasi dengan berbagai karakter orang dari berbagai budaya. Alhamdulillah ujian terlaksana dengan baik,” ujarnya. (admin)