Tim Pusjarah Polri Kunjungi FKIP ULM

26/09/2024

Foto Bersama

Banjarmasin – Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Lambung Mangkurat (ULM) pada Kamis, 26/09 mendapatkan kunjungan dari tim Pusat Sejarah (Pusjarah) Kepolisian Republik Indonesia (Polri) yaitu unsur pendukung di bidang sejarah, museum dan perpustakaan Polri yang berada di bawah Kapolri . Tim yang terdiri dari Sespusjarah, Bagas Uji Nugroho; Perwira Unit (Panit) Bidrahtra, Aan Ahmad Shalikin; dan Kepala Subbidang Bidrahtra, Edi Purnawan ini disambut oleh Wakil Dekan Bidang Akademik, Deasy Arisanty; Sekretaris Bidang Humas Unit Pengelola Kerja Sama dan Hubungan Masyarakat (UPKH), Dewi Alfianti; Koordinator Program Studi (PS) Pendidikan Sejarah, Melisa Prawitasari, Sekretaris PS Pendidikan Sejarah, Sriwati; dan Dosen PS Pendidikan Sejarah, Mansyur.

Dalam pemaparannya, tim menyampaikan maksud kedatangan yaitu dalam rangka mengumpulkan informasi mengenai peran kepolisian terutama pada masa pemberontakan Kesatuan Rakyat Yang Tertindas di bawah pimpinan Ibnu Hadjar sekitar tahun 1950-1959 di wilayah Hulu Sungai. Hal tersebut dilakukan dalam rangka penulisan jilid ke-3 buku sejarah Kepolisian Republik Indonesia yang menjadi dasar Polri sendiri untuk memahami sejarah institusinya. Menanggapi hal tersebut, Deasy Arisanty menyampaikan apresiasi atas kunjungan tim Pusjarah Polri dan berharap dapat membantu memberikan informasi melalui dosen sejarah FKIP ULM yang lebih memahami hal tersebut.

Mansyur, dosen PS Pendidikan Sejarah yang juga dikenal sebagai sejarawan Kalimantan Selatan (Kalsel) menyampaikan bahwa di sekitar tahun tersebut, data dan informasi sejarah terutama yang membicarakan peran kepolisian sangat minim. Menurutnya, selama ini, informasi lebih banyak didapatkan melalui wawancara lisan. Ada sejumlah arsip dari tentara Kodam Kalimantan yang selama ini dijadikan rujukan, pun masih tak melimpah dalam memerikan informasi mengenai kondisi kepolisian saat itu. Mansyur kemudian menyarankan kepada tim untuk menggali lebih lanjut mengenai informasi ini di Badan Arsip Nasional, dan juga koran-koran Belanda yang di waktu itu masih gencar memberitakan tentang Indonesia meski sudah terlepas dari mereka. (admin)